Daerah  

Gara-gara Janji Politik, Debat Publik Pertama Pilkada Gunungitoli Sempat Memanas

Dua pasang calon yang berdebat, Paslon 01 Karya Septianus Bate'e-Yunius Larosa dengan Paslon 02, Sowa'a Laoli-Martinus Lase, Jumat (25/10/2024) malam.
Dua pasang calon yang berdebat, Paslon 01 Karya Septianus Bate'e-Yunius Larosa dengan Paslon 02, Sowa'a Laoli-Martinus Lase, Jumat (25/10/2024) malam.

GUNUNGSITOLI-Debat calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Gunungsitoli menjadi ujian bagi para kandidat dalam menunjukkan kedalaman pengetahuan sekaligus kematangan sikap kepada calon pemilih.

Bagaimana tidak, dalam debat publik pertama pada segmen ketiga tentang pendalaman visi misi dan program kerja masing-masing, sempat berlangsung panas.

Dua pasang calon yang berdebat adalah Paslon 01 Karya Septianus Bate’e-Yunius Larosa dengan Paslon 02, Sowa’a Laoli-Martinus Lase, Jumat (25/10/2024) malam.

Berdasarkan pantauan, debat mulai memanas, ketika paslon 01 menjawab pertanyaan sesuai yang dipilih para panelis tentang good governance mengharuskan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.

“Jika, Anda terpilih sebagai wali kota dan wakil wali kota, bagaimana Anda melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan daerah?” bergitu pertanyaan yang dilontarkan pada paslon 01 oleh moderator.

Saat itu, Paslon 01 memberikan jawaban, “Dalam tata kelola pemerintahan yang baik, salah satu prinsip adalah partisipasi dan sepakat tentang hal itu karena semangat Lofaroi Ita adalah semangat kebersamaan jika hanya berdua tidak akan bisa.”

“Melalui semangat Lofaroi ita mulai dari jenjang desa, itu proses musrenbangdes secara berjenjang sampai kecamatan dan memastikan dengan sistem informasi pembangunan daerah hari ini kita konsisten,” jawab Karya.

Baca Juga  Pesisir Barat Berencana Bangun Masjid Agung dan Ajukan Pembangunan Tol ke Pusat

Dijelaskannya, yang sering terkendala selama ini banyak stakeholder atau pemangku kepentingan tidak konsisten dengan hasil perencanaan yang bottom-up dari bawah ke atas, regulasi juga sudah mengatur Permendagri Nomor 86/2017 dan turunannya sudah mengaturnya.

Oleh karena itu, pihak akan melibatkan pemangku kepentingan, setidak-tidaknya adalah pemerintah itu sendiri, pelaku usaha atau swasta dan masyarakat.

“Pembangunan di setiap tahun yang akan datang itu adalah kepentingan semua, bukan kepentingan orang tertentu, bukan segmentasi tertentu tetapi itu adalah kepentingan masyarakat Gunungsitoli,” jelasnya.

Menanggapi jawaban itu, Paslon 02 Sowa’a Laoli-Martinus Lase mengenakan kemeja lengan panjang berwarna putih dengan santai mengatakan, “Kita tidak boleh berbohong di dalam politik tidak ada janji yang kekal, tetapi yang harus kita lakukan, harus kita rasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat Kota Gunungsitoli.”

Sowa’a menekankan, tidak hanya ikut berpartisipasi dalam musyawarah pembangunan desa, musyawarah pembangunan rencana kecamatan atau Kota tapi harus pemerintah turun ke lapangan.

“Kita harus mendengarkan apa yang dibutuhkan masyarakat. Itulah yang harus dilakukan ke depan, sekali lagi janji politik itu tidak pernah kekal,” kata Sowa’a memberi tanggapan.

Baca Juga  Partai Demokrat Rekomendasikan Sowa'a Laoli-Martinus Lase Jadi Bakal Calon Wali Kota Gunungsitoli

Paslon 01 mulai terlihat tersukut emosi karena paslon 02 tidak mengajukan pertanyaan dan menganggap pernyataannya itu sudah benar.

Ia mengungkapkan, kalau demikian perasaan bapak paslon satu, tidak ada janji yang kekal itu tidak berlaku bagi paslon satu. “Paslon satu berjanji akan ditepati, kita ini punya latar belakang, tidak ada yang sempurna,” katanya.

“Bagi kami tidak berlaku istilah tidak ada janji yang tidak kekal, kalau paslon satu seperti itu, silahkan. Kalau kita paslon 02 berintegritas, apa yang kita tuangkan dalam visi misi kita ukur secara cermat dan itu akan kita wujudkan,” kata dia. (YL)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *