GUNUNGSITOLI-Seorang perempuan kelahiran Nias, Kota Gunungsitoli, Nafhatil Riski Hulu, S.Tr.Keb, CBMT, terpilih jadi Duta Literasi Pendidikan Indonesia (DLPI) perwakilan Sumatera Utara 2023 yang diselenggarakan oleh Literasi Psikologi Indonesia (LPI).
Melalui via Whatsapp, Nafhatil Riski Hulu, menyebutkan dia terpilih menjadi Duta Literasi Pendidikan dengan berbagai proses seperti seleksi berkas, interview dan bersaing dengan ribuan peserta lainnya.
“Peserta kegiatan itu mencakup individu mulai dari usia 17 sampai 40 tahun yang terikat institusi, organisasi dan komunitas,” katanya, Sabtu (7/10/2023).
Nafhatil Riski Hulu menjelaskan, Duta Literasi Pendidikan Indonesia nantinya berperan sebagai inisiator, kolaborator dan motivator dalam perwujudan pendidikan di seluruh jenjang pendidikan.
“Perwakilan yang dipilih harus bertanggungjawab menjalankan kampanye untuk memajukan pendidikan, peningkatan mutu dan memberikan literasi pendidikan terbaik dengan membawa dampak positif di dunia pendidikan, ” jelasnya.
Nafhatil Riski Hulu sangat berharap penuh dukungan dari pemerintah kabupaten maupun pihak lainnya supaya berkolaborasi dalam meningkatkan literasi pendidikan.
“Saya siap menjadi edukator yang melakukan edukasi kepada masyarakat secara langsung maupun tidak langsung tentang literasi pendidikan dan masalah-masalah pendidikan yang berkembang di masyarakat untuk meningkatkan awareness terhadap dunia pendidikan, ” tegas Nafhatil Riskiy Hulu.
Nafhatil akan menjalankan berbagai program kerja seperti menjalin kerjasama berbagai dengan pihak, visit ke sekolah untuk mengedukasi maupun memotivasi pelajar tentang penting literasi pendidikan, memanfaatkan media sosial untuk mengedukasi dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Nafhatil Riski Hulu selain menjadi Duta Literasi Pendidikan Indonesia, ia juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi, relawan dan kegiatan positif lainnya sehingga berkontribusi langsung terhadap masyarakat.
Nafhatil juga berpesan kepada pelajar, mahasiswa dan siapapun yang sedang berusaha untuk hidup yang lebih baik.
“Bukan karena prosesmu lebih lama, bukan berarti kamu gagal,” pesan Nafhatil. (YL)
