Daerah  

Wali Kota Jambi Tertarik Sistem Parkir Digital di Yogyakarta, Akankah Diterapkan Pula di Jambi?

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo bersama Wakil Wali Kota Wawan Harmawan menyambut kunjungan Wali Kota Jambi, Maulana di Ruang Yudhistira, Balai Kota Yogyakarta, Selasa (1/7/2025).
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo bersama Wakil Wali Kota Wawan Harmawan menyambut kunjungan Wali Kota Jambi, Maulana di Ruang Yudhistira, Balai Kota Yogyakarta, Selasa (1/7/2025).

UMBULHARJO-Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo bersama Wakil Wali Kota Wawan Harmawan menyambut kunjungan Wali Kota Jambi, Maulana di Ruang Yudhistira, Balai Kota Yogyakarta, Selasa (1/7/2025).

Kunjungan ini bertujuan untuk studi tiru dalam pengelolaan pasar rakyat, penataan pedagang, serta strategi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) di Kota Yogyakarta.

Wali Kota Hasto Wardoyo menyampaikan apresiasi atas kunjungan Pemerintah Kota Jambi dan menegaskan pentingnya kolaborasi antar daerah yang memiliki karakteristik serupa. “Kota Yogyakarta dan Kota Jambi sama-sama tidak memiliki kekayaan sumber daya alam. Namun, kami mengembangkan potensi dari budaya, pariwisata, dan kreativitas masyarakat agar Kota Yogya terus berkembang,” ujarnya.

Hasto juga menyampaikan, Kota Yogyakarta terus berinovasi dalam tata kelola pemerintahan daerah. Salah satu terobosan terbaru adalah penerapan sistem parkir digital berbasis QRIS yang mulai diterapkan sejak sepekan lalu bekerja sama dengan Bank BPD.

Selain itu, Pemerintah Kota Yogyakarta sudah melakukan revitalisasi di beberapa pasar di Kota Yogyakarta. Hal ini juga dijelaskan oleh Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani.

Pihaknya turut memaparkan, Kota Yogyakarta memiliki 29 pasar. Salah satu pasar unggulan, Pasar Prawirotaman, bahkan meraih juara 1 nasional dari Kementerian PUPR untuk kategori pasar rakyat yang telah direvitalisasi, memadukan pasar tradisional dengan ekonomi kreatif dan menjadikan pasar modern keberlanjutan.

“Kami tengah menyelesaikan revitalisasi Pasar Terban yang dijadwalkan rampung pada September 2025, dan juga mengembangkan Pasar Sentul dan Pasar Kluwih dengan dukungan dana APBD maupun Dana Keistimewaan,” jelasnya.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani menambahkan, konsep pengembangan pasar di Kota Yogyakarta tidak hanya fokus pada aktivitas jual beli kebutuhan pokok, tetapi juga sebagai destinasi edukasi, wisata budaya, dan ekonomi kreatif.

“Kami mendorong pasar menjadi bagian dari atraksi kota. Kami bermitra dengan Satpol PP serta perangkat wilayah seperti kemantren dan kelurahan dalam menjaga ketertiban pasar, termasuk menangani pasar tumpah dan penataan PKL,” tambahnya.

Terkait pengelolaan retribusi, Dinas Perdagangan menggunakan sistem e-retribusi yang terintegrasi dengan aplikasi QRIS dan agen laku pandai dari BPD DIY. Saat ini, dari 3.500 pedagang yang terdaftar, target pendapatan retribusi tahun 2024 sebesar Rp23,6 miliar telah mencapai 40 persen per Juli 2025. “Semua pembayaran masuk langsung ke kas daerah dan bisa dipantau melalui aplikasi Jogja Smart Service (JSS),” ungkapnya.

Tak hanya itu, dalam menghadapi tantangan era digital, Pemkot Yogyakarta juga menggencarkan transformasi digital pasar. “Kami mendorong pedagang masuk ke platform e-commerce. Pasar Beringharjo sudah memiliki official store di Tokopedia untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan daya saing dan ini akan kita maksimalkan,” jelas Veronica.

Wali Kota Jambi, Maulana menyatakan kekagumannya terhadap penataan pasar di Yogyakarta. “Kota Jambi adalah kota perdagangan dan jasa, tidak memiliki SDA seperti batubara atau minyak. Kami belajar dari Yogyakarta untuk mengoptimalkan potensi kota, terutama dalam sektor kuliner, perhotelan, dan budaya,” ujarnya.

Maulana juga menyampaikan, Kota Jambi memiliki 18 pasar aktif, termasuk satu pasar sepanjang 1,5 km yang diklaim sebagai pasar terpanjang di Indonesia.

Ia menyoroti persoalan serupa seperti parkir dan PKL. “Kami tertarik dengan sistem parkir QRIS dan bagaimana Yogyakarta menata PKL tanpa mengganggu fungsi jalan. Kami juga sedang mengembangkan promosi budaya, festival, dan penguatan identitas sejarah daerah yang mirip dengan Kota Yogyakarta karena sama-sama memiliki latar kesultanan,” tambahnya. (*)



Kunjungi Kami di Google News:

google news
Exit mobile version