Daerah  

Memanas di Dunia Maya, Pilwako Sawahlunto Harus Dibuat Sejuk, Buzzer Jangan Tebar Kebencian

Riyanda-Jeffry ketika hendak ikut debat yang diadakan KPU Sawahlunto
Riyanda-Jeffry ketika hendak ikut debat yang diadakan KPU Sawahlunto

SAWAHLUNTO-Menjadi sorotan di facebook setelah paslon Riyanda Putra dan Jeffry Hibatullah, calon kepala daerah nomor urut 1, mendapat serangan dari buzzer pendukung pasangan nomor urut 2. Pilwako Sawahlunto harus dibuat sejuk. Jangan tebar kebencian di dunia maya yang akan membuat suasana jadi panas.

Serangan ini dipicu oleh momen saat Jeffry Hibatullah terlihat mencatat saat debat, yang dinilai buzzer akun bodong di dunia facebook sebagai tindakan salah.

Yusianto, yang akrab disapa Anto Ula, Ketua Organisasi Balai Wartawan Kota Sawahlunto (BWKS), memberikan pandangannya terkait hal ini.

Ia mengamati, kritik terhadap Jeffry terkesan berlebihan, terutama jika dibandingkan dengan perilaku kandidat lain yang juga terlihat menggunakan ponselnya.

“Kalau saya amati, Deri Asta juga melihat HP. Jadi, wajar jika Jeffry mencatat di kertas, itu tandanya Jeffry berisi, lihat saja saat dia debat, Jeffry tenang dan berbobot,” kata Anto Ula.

Baca Juga  Pembangunan Jembatan Api-Api di Simalanggang Dimulai, Jalinan Tali Batin Limapuluh Kota dan Payakumbuh Makin Erat

“Jadi tidak ada masalah dengan itu. Tidak ada aturan dari KPU yang melarangnya, tetapi ada desakan dari tim paslon nomor urut 2 kepada panitia saat acara,” ungkap Yusianto.

“Yang tidak boleh itu kan adanya komunikasi antara paslon dengan tim saat debat,” tambahnya.

Yusianto juga menyebut, serangan ini menunjukkan para buzzer 02 sudah terdesak. Ia bahkan menilai, selama debat, wakil dari pasangan Desni Sewinari tidak diberikan waktu untuk berbicara oleh Deri Asta.

“Jadi, menimbulkan pertanyaan mengenai apakah tindakan tersebut disengaja atau beliau tidak pandai mengatur waktu?” kata Yusianto.

“Dari pengamatan saya sebagai ketua BWKS, ini menunjukkan mereka berada dalam tekanan. Serangan ini tidak mencerminkan argumen yang kuat, melainkan kekhawatiran akan performa calon mereka,” tegas Yusianto.

Yusianto mengimbau dengan situasi yang semakin memanas, masyarakat diharapkan dapat menilai dengan cermat tindakan dan argumen yang muncul, tanpa terpengaruh oleh strategi negatif atau black campaign yang beredar di media sosial. (*)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *