Daerah  

Bupati Solok Sebut Ciek Lasuang, Ciek Ayam Gadang, Apa Maknanya?

Bupati Solok, Epyardi Asda
Bupati Solok, Epyardi Asda

PADANG-Bupati Solok, Epyardi Asda dikenal sebagai figur yang bicara lugas dan langsung ke pokok persoalan. Karakternya keras dan tegas. Hingga kini ucapannya terus dibahas banyak orang di media sosial.

Epyardi merupakan figur yang bicara apa adanya. Intonasi bicara dia kerap keras kalau menyangkut dengan hal-hal yang ia anggap bertentangan dengan aturan. Kerap kali ketegasannya viral di medis sosial.

Dalam sebuah video, Bupati Solok, Epyardi Asda terkesan marah ke Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah. Sang gubernur ia anggap memasuki wilayah yang ia pimpin, tanpa sepengetahuan dia.

Dalam rekaman yang beredar melalui grup WhatsApp itu, Epyardi menyoroti kedatangan Mahyeldi ke sebuah rumah warga di Nagari Jawi-Jawi, Kecamatan Gunung Talang.

Lalu, Bupati Solok, Epyardi Asda menyatakan kecewa dengan Gubernur Mahyeldi. Dia menyebut, gubernur memasuki daerah yang ia pimpin tak koordinasi dengan pemerintah kabupaten, maupun kepada bupati.

Baca Juga  Disinyalir Terima Buah Sawit dari Kawasan Hutan Lindung, Bupati Kuansing Sidak ke PT Gemilang Sawit Lestari

Dikatakan Epyardi, negara ini ada aturannya. “Ciek lasuang, ciek ayam gadang, ciek rumah gadang, ciek tungganai,” kata Epyardi.

Gubernur Mahyeldi menanggapi santai dan elegan terkait ucapan dari Bupati Epyardi Asda yang mendiskreditkan hingga menyerang personal dari dirinya.

Kepada awak media, Mahyeldi mengatakan, semua orang bisa berkomentar apapun terkait aktivitas yang ia lakukan.

“Namun, aturan dari mana yang mengatakan seorang gubernur harus meminta izin kepada bupati-wali kota jika datang ke daerah mereka?” katanya beberapa waktu lalu kepada awak media.

Mahyeldi mengaku tidak mengambil pusing ucapan demi ucapan dan tudingan mendiskreditkan yang dilontarkan oleh Epyardi Asda kepada dirinya.

Lalu, apa maknanya ciek lasuang, ciek ayam gadang?

Arti sederhana dari peribahasa itu, di setiap tempat ada orang yang mengurus atau menjaga. Bisa pula dimaknai tiap negeri punya tokoh. Kalau ingin berkunjung ke nagari itu, etikanya tokoh dimaksud dikasih tahu. Jangan mangalasau saja masuk nagari orang. Perlu mangalason (kasih kode atau aba-aba) kalau masuk negeri orang. (*)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *