Daerah  

Ondeh Mande, 28.000 Warga Dharmasraya Terjebak Rentenir Berkedok Koperasi

Ilustrasi uang. (kompas.com)
Ilustrasi uang. (kompas.com)

DHARMASRAYAOndeh Mande, setidaknya 28 ribu warga Dharamasraya terjebak rentenir. Masyarakat terjebak utang berbunga tinggi. Fakta mengejutkan tersebut diungkap Wakil Bupati Dharmasraya, Leli Arni.

Dikatakan, hingga saat ini sedikitnya 28.000 warga Dharmasraya terjebak dalam jeratan utang kepada lembaga-lembaga yang mengaku koperasi namun menjalankan praktik rentenir. Bahkan sudah memakan korban jiwa.

Wabup Leli Arni memyampaikan hal tersebut saat apel gabungan di Pulau Punjung, Selasa (10/6/2025).

“Ini masalah serius. Sudah ada delapan koperasi berkedok simpan pinjam yang kami identifikasi beroperasi di Dharmasraya. Mereka menyasar masyarakat dengan iming-iming pinjaman cepat, tanpa agunan, dan bunga kecil. Tapi kenyataannya justru mencekik,” ujarnya.

Dampak sosial akibat praktik ini sudah sangat mengawatirkan. Di salah satu nagari, empat kepala keluarga (KK) terpaksa meninggalkan rumah mereka karena tidak sanggup membayar cicilan. “Untung wali nagari punya inisiatif dan empati, mau membantu menanggulangi utang warganya,” kata Leli.

“Pinjaman mungkin hanya Rp2juta atau maksimal Rp5 juta, tapi dengan sistem cicilan mingguan dan bunga yang tak transparan, ini sangat memberatkan. Apalagi kalau dipakai untuk konsumsi, bukan kebutuhan mendesak, akhirnya uang habis, utang menumpuk,” jelasnya.

Ia menegaskan, pemerintah daerah tidak bisa langsung melarang operasional koperasi-koperasi bermasalah ini karena beberapa di antaranya memiliki izin formal. Namun Pemkab akan mengambil langkah strategis melalui jalur edukasi dan literasi keuangan.

“Mungkin ke depan akan dilakukan penyuluhan ke nagari-nagari, terutama yang paling terdampak. Masyarakat harus tahu bagaimana membedakan koperasi sehat dan koperasi abal-abal. Jangan sampai masyarakat makin terpuruk karena kurangnya informasi,” tegas Leli. (*)



Kunjungi Kami di Google News:

google news
Exit mobile version