Daerah  

Ramai Dikunjungi Warga Saat Malam Pergantian Tahun, Siapa Arsitek Jam Gadang Bukittinggi?

Warga di sekitar ikon Bukittinggi, jam gadang. (kompas.id)
Warga di sekitar ikon Bukittinggi, jam gadang. (kompas.id)

BUKITTINGGI-Kawasan Jam Gadang Bukittinggi ramai dikunjungi warga saat malam pergantian tahun 2024 ke 2025. Wisatawan dari berbagai daerah dating ke destinasi wisata itu. Jam Gadang memang jadi ikon pariwisata.

Jam Gadang didirikan atas perintah Ratu Wilhelmina. Dikutip dari laman Pemko Bukittinggi, Jam Gadang dibangun pada 1926 sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekretaris Fort de Kock (sekarang Kota Bukittinggi) pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

Peletakan batu pertama dilakukan oleh putra sulung Rook Maker yang saat itu masih berusia enam tahun. Arsitektur Jam Gadang dirancang oleh orang Indonesia bernama Yazid Rajo Mangkuto.

Jam Gadang memiliki denah dasar persegi berukuran 13×4 meter dengan tinggi 26 meter. Pada satu tingkat di bawah bagian paling atas, terdapat jam berukuran besar dengan diameter 80 cm di empat sisi luarnya.

Karena itu pula menara jam ini dinamakan Jam Gadang, istilah dalam Bahasa Minangkabau yang artinya jam besar. Jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda, melalui Pelabuhan Teluk Bayur.

Salah satu fakta unik Jam Gadang terletak pada mesin penggeraknya, yang hanya ada dua unit di dunia, yakni satu di Jam Gadang, dan satunya lagi digunakan untuk Big Ben di London, Inggris.

Selain itu, Jam Gadang memiliki lonceng yang permukaannya tertulis nama pabrik pembuat jam, Vortmann Recklinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat jam, Benhard Vortmann, sementara Recklinghausen adalah kota di Jerman tempat produksi mesin jam.

Jam Gadang dibangun tanpa besi penyangga ataupun adukan semen, hanya menggunakan campuran kapur, putih telur dan pasir putih. (*)



Kunjungi Kami di Google News:

google news
Exit mobile version