PADANG-Ada tiga jalur lintas yang menghubungkan Sumbar-Jakarta dengan perjalanan darat. Jalan lintas itu adalah lewat Barat, Timur dan tengah. Bila lintas Barat, akan menyusuri pesisir pantai hingga ke Lampung.
Bila lintas Timur, akan menyusuri Jambi dan Sumsel dan tol. Kalau lintas tengah, banyak daerah yang akan dilewati. Ternyata, ada perbedaan antara lintas Timur dan tengah.
Kalau lewat lintas Timur, istirahat makan tiga kali. Masing-masing di Dharmasraya atau Sijunjung. Kemudian di Tempino atau Bayung Lencir. Istirahat makan ketiga ada di seputaran Kalianda atau Lampung Selatan.
Kalau lewat lintas tengah ada empat kali istirahat makan. Masind-maing di Dharmasraya, Lubuk Linggau, Prabumulih dan Kalianda. Rata-rata makan di tempat pemberhentian bus adalah Rp45 ribu per orang. Itu hanya makan dengan satu lauk. Kalau ditambah kopi atau teh, ceritanya lain lagi.
Sejak adanya tol, bus-bus Sumbar lebih memilih lintas Timur Sumatera. Bus melintasi Tebo, Tempino, Bayung Lencir hingga Palembang.
Dari gerbang Tol Kramasan, bus-bus Sumbar langsung ke Bakauheni dan menyeberang ke tanah Jawa.
Sebelum ada tol, bus-bus Sumbar lewat lintas tengah dalam menuju Jakarta. Bus akan melewati Lubuk Linggau, Muara Enim, Kota Bumi, Kalinda kemudian terus ke Bakauheni.
Bila lintas tengah, paling tidak butuh waktu 40 jam untuk perjalanan dari Padang ke Jakarta. Sejak ada tol, waktu bisa dipangkas menjadi 30 jam saja. Bahkan, ada bus yang tembus 24 jam.
Meski tol kini jadi pilihan, namun tetap ada bus yang konsisten di lintas tengah. Bus Minang yang lewat lintas tengah adalah Transport Express Jaya dan Family Raya Ceria. (*)