JAKARTA-Terhitung 1 April 2024, tiket bus Jakarta-Sumbar mahal. Perusahaan otobus mulai menerapkan tuslah atau penyesuaian tarif. Hal itu lazim terjadi tiap tahun.
Pertanyaannya, kenapa tuslah diterapkan tiap lebaran? Pengusaha menerapkan otobus bukan untuk mencari keuntungan yang sebanyak-banyaknya, atau memanfaatkan aji mumpung.
Tuslah diterapkan guna menutupi biaya operasional. Dalam musim mudik maupun balik, bus hanya berisi satu arah. Ketika musim mudik, penumpang hanya ramai dari Jakarta ke Sumbar. Sementara dari Sumbar ke Jakarta nyaris kosong.
Guna melayani penumpang, walau bus kosong tetap akan diberangkatkan. Jadi, jangan salah paham dengan penerapan tuslah.
Di Jakarta, perantau Minang telah memadati sejumlah terminal di Jakarta. Mereka akan berlebaran di kampung halaman.
Hampir semua perusahaan otobus full seat untuk pemberangkatan dari Jakarta ke Sumbar, Senin (1/4/2024). Bus-bus mengerahkan armada terbaiknya untuk mengantarkan perantau ke kampung halaman.
Warga yang berada di perantauan ingin pulang kampung demi berlebaran bersama keluarga. Tahun ini, jumlah pemudik diprediksi meningkat bila dibandingkan tahun lalu.
Dalam angkutan lebaran tahun ini, bus Minang menghadirkan layanan sleeper bus. Bus ini akan membuat penumpang bisa tidur dengan nyaman. Kemudian berbagai fasilitas untuk menunjang kenyamanan penumpang juga disematkan pada bus tersebut.
Kepadatan pemudik tujuan Sumbar terpantau di Terminal Kampung Rambutan, Pondok Pinang, Pulogebang, Klari dan Poris.
Hari-hari ke depan menjadi saat yang paling sibuk bagi kru bus Sumbar. Mereka harus putar kepala demi mengantar warga yang hendak berlebaran di Ranah Minang.
Kapolri Listyo Sigit Prabowo memperkirakan jumlah pemudik 2024 meningkat 65 persen dibanding dengan 2023. Hal tersebut diungkapkannya saat mengunjungi Pelabuhan Merak, Banten bersama Menkopolhukam, Hadi Tjahjanto.
“Kami semua mengimbau agar mudik berjalan aman dan lancar. Apabila tidak ada kegiatan agar melakukan mudik lebih awal atau lebih cepat,” katanya pada wartawan. (*)