PAYAKUMBUH-Sejauh ini belum ada aparatur sipil negara yang menyatakan maju untuk jadi bakal calon wali kota Payakumbuh.
Hal ini bisa dimaklumi. Maju pilkada modalnya tak sedikit. Ada dua jalur untuk maju sebagai calon, melalui jalur perseorangan maupun jalur partai politik.
Dua jalur itu sama-sama butuh biaya. Dalam zaman sekarang, tak ada yang gratis. Selain dua jalur itu, ASN yang maju juga harus mundur. Mana ada orang yang mau berspekulasi dengan sesuatu yang tak pasti.
Jadi, jangan asal ngomong politik kalau tak paham. Catat itu. Kalau tak paham politik, mendingan yang lain saja yang dikomentari.
Owner Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSKIA) Sukma Bunda, dokter Efriza Naldi kepada wartawan di Payakumbuh, Kamis (18/4/2024) mengemukakan, munculnya banyak calon yang mau mengabdikan diri untuk mengelola daerah patut diapresiasi.
Efriza mengaku senang banyak kandidat yang muncul sebagai calon wali kota-wakil wali kota.
“Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan baik oleh kandidat maupun masyarakat, di antaranya niat, visi dan misi kandidat, kompetensi dan kapabilitas kandidat, elektabilitas kandidat, kemapanan kandidat serta adanya partai yang mau mengusung kandidat. Jadi silahkan saja masyarakat dan juga partai menilai para kandidat yang telah bermunculan,” ujarnya.
Terkait dia disebut-sebutnya maju sebagai kandidat wali kota Payakumbuh, dia menyatakan sedang mengukur diri dengan lima hal yang tadi. “Semoga yang terpilih nanti adalah putra terbaik untuk Payakumbuh,” harapnya.
Warga lainnya Asmadi Thaher menyampaikan, memang ASN memiliki risiko besar bila maju pilkada. (jnd)