Daerah  

Dilema Pintu Air PLTA Koto Panjang, Kalau Dibuka Kampar Banjir, Tak Dibuka Pangkalan Terendam

Pintu air PLTA Koto Panjang ketika debit air sedang normal. (riau online)
Pintu air PLTA Koto Panjang ketika debit air sedang normal. (riau online)

LIMAPULUH KOTA-Pintu air di waduk Koto Panjang menimbulkan dilema. Ketika musim hujan lebat datang, kalau pintu air dibuka, maka wilayah Kampar yang banjir. Kalau tak dibuka, maka Pangkalan di Limapuluh Kota yang terendam.

Gubernur Mahyeldi Ansharullah menyerahkan bantuan cadangan pangan pemerintah kepada warga terdampak bencana banjir dan longsor di Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Rabu (10/1/2024).

Total bantuan yang diserahkan Gubernur Mahyeldi di Nagari Pangkalan tersebut berjumlah 47,3 ton dari total 480 ton cadangan pangan pemerintah yang tersedia pada Dinas Pangan Sumbar.

“Kita berharap bantuan pangan ini dapat membantu meringankan beban masyarakat di daerah bencana,” ujar Mahyeldi.

Selain untuk warga di Nagari Pangkalan, bantuan serupa sebelumnya juga telah disalurkan untuk masyarakat terdampak bencana di Dharmasraya dan Agam.

Mahyeldi menegaskan, bencana banjir dan longsor di Pangkalan harusnya menjadi bahan evaluasi bersama bagi seluruh pihak terkait. Hal itu disebabkan karena, secara geografis Nagari Pangkalan termasuk dataran rendah dan di situ juga terdapat bendungan PLTA Koto Panjang, sehingga perlu kajian teknis dalam pengaturan debit airnya.

Baca Juga  Keluarga Datuk Tanah Datar Silaturrahim, Ini Pesan Gubernur Riau

Jika debit air naik dan pintu air bendungan tidak dibuka, akan berpotensi membuat Nagari Pangkalan terendam banjir, sementara jika pintu airnya dibuka, justru daerah Kampar yang berpotensi terendam banjir.

“Kondisi ini menjadi dilema, sementara untuk membuka pintu air, izinnya harus melalui pemerintah pusat,” terang Mahyeldi.

Mahyeldi menyebut, perlu ada solusi konkrit untuk mengatasi persoalan ini, apakah itu dengan melakukan pengerukan sedimen bendungan PLTA atau langkah lainnya, tentu itu perlu dibahas dan rapatkan secara komprehensif dengan seluruh pihak terkait.

“Solusi-solusi untuk ini, dalam waktu dekat akan kita bahas bersama melalui rapat dengan kementerian, PLN dan melibatkan pemerintah daerah kedua provinsi. Tujuannya, agar kedua daerah terhindar dari ancaman banjir dengan tidak mengganggu besaran pasokan listrik yang bersumber dari PLTA ini,” ucap Mahyeldi.

Kepala Dinas Pangan Sumbar, Syaiful Bahri mengatakan, bantuan cadangan pangan ini diberikan menindaklanjuti permohonan dari Bupati Limapuluh Kota pada 29 Desember 2023.

“Dari total 10.512 warga yang terdampak, masing-masing menerima bantuan 4,5 kilogram beras,” terangnya yang dikutip dari keterangan pers Biro Adpim Setdaprov Sumbar.

Sementara itu, salah seorang warga Jorong Tigo Balai Kenagarian Pangkalan, Desi yang menerima bantuan mengaku, saat ini banjir masih sering terjadi di Jorong Tigo Balai, namun debit airnya sudah mulai surut atau tidak setinggi banjir sebelumnya.

Baca Juga  PLTA Koto Panjang Tutup Seluruh Pintu Waduk, Potensi Banjir di Riau Berkurang

“Ketika hujan turun kami selalu merasa was-was, apakah akan banjir lagi. Alhamdulillah hari ini Pak Gubernur sudah meninjau langsung, semoga segera ada solusi,” ungkapnya

Dalam kunjungan kerja itu, gubernur didampingi Kepala Biro Adpim Setdaprov Sumbar, Mursalim, Forkopimda Limapuluh Kota, camat, wali nagari, kepala puskesmas dan sejumlah tokoh masyarakat setempat. (*)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *