Beda Jauh dengan Makanan di Payakumbuh, Seperti Apa Konsumsi Nabil Asyura dan Kawan-kawan Selama di Jerman?

Pemain asal Payakumbuh, Nabil Asyura dihalangi pemain SC Paderborn Youth
Pemain asal Payakumbuh, Nabil Asyura dihalangi pemain SC Paderborn Youth

JAKARTA-Tim U-17 Indonesia sudah menjalani tiga pekan training camp di Jerman sebagai persiapan untuk Piala Dunia U-17 yang berlangsung di Indonesia pada 10 November hingga 2 Desember 2023. Dalam skuad tersebut, terdapat Nabil Asyura, pemain asal Payakumbuh.

Selama di Jerman, konsumsi bagi pemain beda jauh dengan makanan yang ada di Indonesia, apalagi Payakumbuh.

Menu latihan keras yang diberikan pelatih menjadi rutinitas yang dilakoni para penggawa Garuda Muda selama di Jerman.

Beberapa uji coba pun sudah dijalani oleh pemain dengan hasil yang beragam. Selain perihal kemampuan taktikal yang dimatangkan, aspek asupan yang dikonsumsi oleh pemain pun tetap dijaga agar kondisi tubuh tetap terjaga.

Dicky Mohammad Shofwan, selaku dokter tim U-17 selalu memerhatikan asupan yang akan dikonsumsi oleh para pemain selama di Jerman. Ia menentukan apa saja menu makanan yang harus diberikan kepada para pemain untuk sarapan, makan siang, dan makan malam.

“Untuk sarapan, makanan dengan karbo yang tinggi karena setelahnya pemain langsung latihan pagi. Siangnya, makan normal, karbo, protein, dan serat seimbang. Untuk malamnya, pemain dianjurkan untuk makan rendah karbo namun tinggi protein sebagai recovery,” ujar Dicky yang dikutip dari laman PSSI.

Jika dibandingkan dengan di Indonesia, menu makanan di Jerman terbilang aman karena banyak makanan di Eropa dimasak dengan direbus hingga di-grill serta minimnya bumbu-bumbu.

“Di Jerman ini terbilang aman untuk makanannya karena kebanyakan cara olahan makanannya itu dengan direbus atau di-grill sehingga meminimalisasi lemak berlebih yang terkandung dalam makanan,” tambahnya.

Di samping itu, selama menjalani pemusatan latihan Iqbal dan kawan-kawan selalu dipantau komposisi tubuh mereka, khususnya muscle mass dan body fat.

Nantinya hasil dari tes itu bisa didiskusikan dengan tim pelatih untuk mengatur para pemain agar dapat menyeimbangkan nutrisi yang mereka konsumsi, sehingga dapat memaksimalkan potensi di lapangan.

“Biasanya dua minggu sekali kita tes, untuk cek komposisi tubuh para pemain. Dari hasil itu kita bisa tahu apa saja yang harus diperbaiki, terutama untuk muscle dan body fat para pemain,” tutupnya. (*)



Kunjungi Kami di Google News:

google news
Exit mobile version