PADANG-Gubernur Mahyeldi Ansharullah merekomendasikan dua hal kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Letjen TNI Suharyanto untuk meminimalisir risiko jika seandainya terjadi bencana tsunami di Sumatera Barat.
Pertama, gubernur merekomendasikan kampus Universitas Andalas (Unand) sebagai lokasi utama evakuasi akhir. Kedua, ia mengusulkan BNPB menjalin kerjasama khusus dengan rumah sakit Unand untuk penyangga RSUP M. Djamil dalam penanganan korban.
“Kita menilai area kampus Unand layak untuk dijadikan lokasi evakuasi akhir jika seandainya terjadi bencana tsunami, total luasnya sekitar 500 hektare dan ketinggiannya 250 meter di atas permukaan laut, jarak dari bibir pantai juga cukup jauh, sekitar 15 Kilometer. Termasuk rumah sakitnya, juga kita rekomendasikan ke BNPB untuk penyangga M. Djamil,” kata Gubernur Mahyeldi saat mendampingi kunjungan kerja Kepala BNPB ke Universitas Andalas, Rabu (7/5/2025).
Menurut Mahyeldi, meski tidak seorang pun yang dapat memastikan kapan terjadinya bencana, pemerintah tentu perlu tetap menyiapkan langkah mitigasi. Tujuannya agar resiko dapat diminimalisir.
“Untuk itu mitigasi bencana harus terus ditingkatkan dan diperkuat,” kata dia yang dikutip dari keterangan pers Biro Adpim Setdaprov Sumbar.
Kepala BNPB, Suharyanto menyambut baik usulan Gubernur Sumbar tersebut. Sebab dari segi letak geografis dan kelengkapan sarana prasarana, menurutnya Unand sangat layak.
“Selain berada di daerah ketinggian, rumah sakit Unand juga memiliki peralatan mumpuni dan tenaga medisnya yang andal,” kata Kepala BNPB.
Ia menegaskan, BNPB sangat serius dalam memitigasi setiap potensi ancaman bencana di seluruh Indonesia, termasuk di Sumbar. Dalam waktu dekat, usulan tersebut akan ditindaklanjutinya dengan sebuah kesepakatan kerjasama.
“Kerjasama itu nantinya bukan saja tentang kesehatan tapi juga penyediaan peralatan, fasilitas, perlengkapan apabila terjadi bencana. Termasuk dalam penyelamatan korban bencana tsunami,” terangnya. (*)