Daerah  

Tim Tipikor Polres Payakumbuh Tinjau Lokasi Pembangunan Rehabilitasi Prasarana Air Baku Batang Agam, Ada Apa?

Proyek pembangunan rehabilitasi prasarana air baku Batang Agam di Kelurahan Ibuah, Kecamatan Payakumbuh Barat
Proyek pembangunan rehabilitasi prasarana air baku Batang Agam di Kelurahan Ibuah, Kecamatan Payakumbuh Barat

PAYAKUMBUH-Tim Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polres Payakumbuh yang dipimpin langsung Kasat Reskrim Polres Payakumbuh, AKP Doni Prama Dona turun ke lokasi proyek pembangunan rehabilitasi prasarana air baku Batang Agam di Kelurahan Ibuah, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kamis (2/1/2025).

Kapolres Payakumbuh, AKBP. Ricky Ricardo melalui Kasat Reskrim, AKP Doni saat dihubungi membenarkan ia bersama Tim Tipikor turun ke lokasi Proyek tersebut setelah menerima laporan dari masyarakat.

“Iya, tadi kami turun untuk melakukan pemeriksaan (cek) sekitar pukul 10.00 bersama anggota Tipikor. Untuk hasilnya belum bisa kita simpulkan,” sebut Doni.

Doni mengatakan, pihaknya datang ke lokasi tersebut setelah mendapatkan informasi diberita. Kedepannya pihaknya akan terus mengumpulkan bahan dan keterangan.

Sebelumnya, proyek rehabilitasi prasarana air baku Batang Agam di Payakumbuh menuai kritik setelah sejumlah masalah teknis ditemukan di lapangan. Proyek yang didanai APBN Rp5,1 miliar dan dimenangkan rekananan dengan nilai kontrak Rp3,872 miliar, penurunan harga hingga 24,04 persen dari HPS, diduga mengalami kelalaian serius

Baca Juga  Breaking News, Bupati dan Wakil Bupati Dharmasraya Dilantik 20 Februari 2025

Gambar terbaru dari lokasi proyek memperlihatkan keruntuhan struktur bekisting yang mengindikasikan potensi kegagalan teknis, baik dari segi perencanaan maupun eksekusi. Bekisting yang runtuh diduga tidak mampu menahan tekanan beton basah akibat spesifikasi material yang kurang memadai atau kesalahan metode pemasangan.

Genangan air juga tampak jelas di lokasi proyek. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengendalian drainase atau sistem dewatering yang efektif untuk menjaga area proyek tetap kering. Genangan air tidak hanya memperlambat pengerjaan, tetapi juga menambah risiko terhadap stabilitas tanah dan keselamatan pekerja.

Dalam gambar, seorang pekerja terlihat sedang mencoba memperbaiki kerusakan, namun kondisi struktur yang rusak mempertegas perlunya evaluasi menyeluruh terhadap standar teknis yang diterapkan di proyek ini.

Pantauan di lapangan juga menunjukkan ketiadaan plang proyek, yang seharusnya wajib dipasang sebagai bentuk transparansi kepada masyarakat. Plang proyek memuat informasi penting seperti sumber pendanaan, nilai kontrak, kontraktor pelaksana, hingga jadwal pelaksanaan.

Baca Juga  Longsor Limbah PLTU Ombilin Diduga Cemari Sungai, Ancam Puluhan Ribu Jiwa

Selain ketiadaan plang proyek, masyarakat juga mengkritik lemahnya pengawasan yang dilakukan konsultan pengawas memiliki peran krusial dalam memastikan pelaksanaan proyek berjalan sesuai spesifikasi teknis dan menghindari terjadinya masalah seperti keruntuhan bekisting. (jnd)

Baca berita lainnya di Google News




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *