GUNUNGSITOLI-Upaya pemerintah pusat memperbaiki poros jalan nasional di Kota Gunungsitoli patut diapresiasi. Namun disayangkan proyek perbaikan sistem tambal sulam ini mengancam keselamatan pengguna jalan. Jalan yang sudah dikeruk, terlalu lama ditambal dengan aspal yang bagus.
Salah seorang pengendara roda dua, Pak Raysa (32) mengatakan, jika hal seperti ini dibiarkan akan membahayakan karena lubang yang menganga akibat pengerukan cukup dalam.
“Faktanya di lapangan justru terjadi lain, di mana jalan yang retak dan lubang justru digali dan dibiarkan berhari-hari tanpa segera diaspal,” ujarnya, Rabu (19/6/2024).
Menurutnya, ketika jalan retak atau lubang yang sudah digali harus segera ditutupi lagi atau diaspal sehingga tidak mengancam keselamatan pengguna jalan. Penambalan jalan itu di Desa Miga, Kecamatan Gunungsitoli.
Ia meminta aparat terkait menyikapi hal ini, jangan nanti sudah memakan korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas baru melakukan tindakan.
“Proyek tambal sulam ini dinilai tidak jelas karena tidak memiliki pemberitahuan berupa papan proyek,” kata dia.
Pengendara lainnya, Ama Iren Laoli menyesalkan pekerjaan proyek tambal sulam tidak cepat menyelesaikan dan seharusnya proyek tambal sulam itu langsung dilakukan pengaspalan bukan pembiaran yang merugikan masyarakat.
Ia menerangkan, dampak pengusapan jalan itu termasuk jalan perlintasan utama yang menjadi akses mobilitas masyarakat sehari-hari dan jika memasuki musim penghujan mengakibatkan lubang bekas pengupasan aspal tergenang air sehingga sering dihantam pengendara motor.
“Jika tidak sigap, maka pengendara motor tersebut bisa jatuh. Kalau pun belum bisa dilakukan pengaspalan kembali beri rambu rambu ada perbaikan sehingga tidak ada korban kecelakaan,” terangnya.
Proyek tambal sulam yang seringkali dilakukan untuk memperbaiki kerusakan jalan nasional di Kota Gunungsitoli dinilai tidak serta merta dapat menyelesaikan masalah, hanya akan menjadikan jalan raya bergelombang sehingga mengganggu kenyamanan pengendara.
“Kegiatan tambal sulam tersebut bukan satu-satunya solusi untuk meningkatkan kualitas jalan, karena justru membuat pengendara tidak nyaman lantaran memicu ketidakstabilan kendaraan saat melintas di jalan yang bergelombang, “sebutnya.
Dari pantauan di lokasi proyek tambal sulam itu tidak ditemukan papan informasi maupun pihak perusahaan yang mengerjakan.
Saat ini, sejumlah lubang bekas galian atau pengorekan aspal masih terlihat menganga dan dikhawatirkan apabila tidak segera diperbaiki akan memakan korban. Selain itu, tidak ditemukan rambu-rambu peringatan bahaya di bekas korekan aspal. (YL)