Bus menjadi moda transportasi yang diminati sejak ada tol Trans Sumatera. Selain infrastruktur, masyarakat berpaling ke bus juga dipicu oleh mahalnya harga tiket pesawat.
Berubah animo masyarakat dari transportasi udara ke darat, juga dialami oleh penumpang jurusan Sumbar-Jabodetabek maupun sebaliknya. Jumlah bus terus bertambah dan fasilitas juga makin ditingkatkan.
Bus Miyor telah memiliki gelar. Nama gelarnya sudah terkenal dan pernah viral di lintasan Sumbar-Jakarta. Nama-nama tersebut juga pernah dipakai pada sejumlah perusahaan otobus lain.
Julukan yang disematkan ke Miyor, antara lain, Johnie Walker, Senopati, Flexibel, Duta Agam, Shalembur, Ringgik Ameh dan lainnya.
Lalu, kenapa bus itu punya julukan? Biasanya julukan ini terpampang di kaca depan bagian atas dengan ukuran yang cukup besar. Kalau malam hari, julukan itu berkilau cahaya.
Ternyata, penamaan bus sesuai dengan julukan pengemudi dilakukan agar bus lebih mudah dikenal oleh masyarakat, mengingat armada bus sendiri jumlahnya sangatlah banyak di jalanan.
Selain itu, identitas bus berupa julukan juga berguna agar penumpang tidak salah menaiki bus ketika berada di tempat makan, terminal atau tempat pemberhentian lainnya.
Penumpang tinggal melihat julukan bus tanpa berlarut dalam kebingungan. Julukan bus sesuai dengan julukan sopir yang menahkodainya. Julukan juga merupakan ekspresi sang driver. (*)
